“come
up to meet you, tell you I’m sorry. You don’t know how lovely you are”.
Begitulah penggalan lirik lagu the scientist. Ya gue lagi dengerin lagu ini sekarang dan emang paling enak kalo dengerin ini lagu, apa lagi dalam keadaan
ngantuk, alhasil ngantuk pun jadi tambah ngantuk. Dari pada ngomongin lagu,
mending sekarang ngomongin tentang kehidupan gue yang biasa-biasa aja. Perkenalkan,
nama gue Rizal. Gue adalah mahasiswa di salah satu universitas negeri yang ada
di Jakarta (ga tau ah Jakarta apa Tanggerang, tapi ditulisnya sih Jakarta). Gue
mahasiswa yang biasa aja, yang pinternya biasa aja, terus tampangnya juga sama
biasanya. Tapi gue heran, walaupun tampang gue biasa aja dan kaga pinter-pinter
amat, ternyata masih banyak sekumpulan betina yang tertarik dengan gue (betina
di sini bukan kucing !).
Oh
god ! ternyata gue sadar, bahwa selama ini gue berparas tampan (thank’s god).
Dan akhirnya gue memutuskan untuk memanfaatkan segala ketampanan wajah yang
telah diberikan oleh tuhan untuk menaklukan wanita (berasa ganteng).
Gue sadar kalau perbuatan gue ini sangat negatif untuk tumbuh kembang anak, eh
untuk perasaan wanita, tapi apa boleh buat. Nasi udah jadi nasi goreng, nasinya
udah berwarna kecoklatan dan baunya udah menggoda selera, yang beda dengan nasi
putih yang ga ada rasanya (lah ini kenapa jadi nasi diomongin?). Kembali ke
benang merah, semua berawal ketika gue SMP, seperti yang kita ketahui SMP
adalah awal pubertas dari remaja. Di masa ini tahap remaja untuk coba-coba,
mulai dari coba-coba ngerokok, coba-coba bandel dan terakhir coba-coba pacaran.
Jujur gue waktu SMP ga ngerokok dan ga bandel-bandel amat, tapi kalo soal pacaran?.
Nah
ini dia awal dari kisah sang arjuna mencari cinta laura (sorry, lauranya
jangan dibaca). Sebenarnya sih gue ga pernah tuh ngerasain yang namanya SMP,
hal ini dikarenakan gue yang memutuskan untuk tinggal di Pesantren dan tanpa
paksaan loh (mana tepuk tangannya?). Berawal dari kelas 7, atau biasa disebut
dengan kelas 1 MTs. Tapi ngomong-ngomong pada tau ga nih MTs itu apa? (kasih
tau ga yaah :p). Kawan-kawan ku sekalian, MTs itu adalah singkatan dari
Madrasah Tsanawiyah, MTs ini setara dengan SMP akan tetapi muatan agama dalam
MTs lebih banyak dibandingkan dengan SMP (Formal banget yah bahasanya? ).
Ok gue mulai ceritanya. Semua berawal dari seorang bocah
lugu, imut, polos, ganteng dan baik hati (no comment) yang bernama Rizal. Waktu
itu gue yang belom ngerti tentang problematika
kehidupan akhirnya menemukan sang “first love”. Dimulai ketika gue
diminta untuk bantuin temen gue, sebut aja
namanya “Bram”. Mitosnya nih dia lagi demen sama salah seorang cewek yang konon menurut
legenda itu cewek cantik dan sakti mandraguna. Gue yang emang orangnya baik
hati dan suka menolong memutuskan untuk bantuin Bram buat naklukin itu cewek
(kalah panji manusia millenium, eh panji sang penakluk).
Rencana
pertama gue waktu itu sih ga muluk-muluk, intinya sih cuma pengen ketemuin Bram dan idamannya. Pertama gue buat surat yang berisi kata-kata indah yang
namun sayangnya tulisan gue ga seindah kata-kata gue..
Isi suratnya kurang
lebih kaya gini nih :
Assalamu
‘alaikum ya ukhti..
Pertama
kali ana melihat wajah ukhti, seketika ana merasa waktu terhenti..
Kedua
kalinya ana melihat senyuman ukhti, hati ana bergetar hebat..
Semua
itu terjadi secara alami, dan ana ga tau kenapa..
Dan
dengan datangnya surat ini ana mengaharapkan bisa berbicara langsung dengan
ukhti..
Ana
harap kita bisa ketemu besok, dan berbicara empat mata di taman dekat puskemas.
See
you..
Wassalam
J
Ya kira-kira begitulah
isi suratnya, rada-rada lebay gitu lah, maklum namanya juga seorang anak yang baru
pertama kali suka sama lawan jenis. Dan akhirnya surat pun terkirim dengan
sukses tanpa halangan yang berarti.
Next day, hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. Waktu itu
gue nemenin Bram buat ketemuan sama target, rencananya kami ketemuan dengan target di Puskesmas santri, soalnya cuma di sana santriwan dan santriwati bisa
saling berinteraksi dan di sana ada tamannya juga loh, biasanya banyak
santriwan dan santriwati yang janjian di sana, izinnya sih buat berobat,
berobat “hati” tapinya . Akhirnya kami sampai di TKP, dan dengan sabar nunggu
sang target datang. Finally, target datang beserta seorang temannya, setelah
ditilik lebih jauh lagi, ternyata target bernama Laras.
Awalnya sih gue biasa
aja ngeliatnya, tapi lama-kelamaan kok cakep juga yeh itu cewek, orangnya itu
loh kecil, putih, imut banged (pake d) pokoknya.
“Ini Laras yah?” tanya
dayat canggung
“iya, ini Bram kan?”
tanya laras lagi ke Bram dengan senyumannya
Lalu
perbincangan mereka berlanjut, namun tanpa disadari dayat, gue dan laras saling
pandang-pandangan. Di sana gue ngerasain suatu perasaan yang aneh, gue
ngerasain detak jantung gue berdetak ga konsisten, mata ague selalu fokus ke Laras, dan gue ga suka aja ngeliat Bram terus ngobrol sama Laras. Akhirnya datanglah
momen yang ditunggu-tunggu, ketika gue fokus ngeliatin laras dan…. Ga sengaja
Laras juga ngeliat ke arah gue, mata kita bertemu, dunia seakan berhenti
berputar, waktu terasa lambat, dan gue nikmatin momen tersebut, it
should be love, yeah she’s should be my first love. Gue yakin dia juga
ngerasain apa yang gue rasain, soalnya ga cuma sekali mata kami saling bertemu,
frekuensinya kira-kira semenit sekali lah.
Tanpa
terasa waktu pun menunjukan jam 5 sore, dan kami akhirnya memutuskan untuk
meninggalkan puskesmas karena harus siap-siap untuk sholat maghrib di masjid. Di
sepanjang jalan Bram terus bertanya ke gue tentang si Laras, dan gue jawab
seadanya karena waktu itu gue ga bisa berhenti mikirin laras, mikirin matanya,
hidungnya, mulutnya, bajunya, sepatunya bahkan wanginya masih terngiang
sepanjang perjalanan gue. Dan gue sadar, ini lah yang dinamakan dengan cinta,
dan jika ini cuma mimpi, jangan pernah bangunin gue dari mimpi indah ini.
jiaaahahhahaaa...pret
BalasHapus