Selamat
malam, akhirnya nge-blog lagi kan, pada kangen pasti. Tuhkan sampai lupa kapan
terakhir kali ngurusin blog yang udah bedebu, kaya hati. Eh iya, gue mau nanya
dong, kira-kira apa yang ada di pikiran kalian kalau misalkan denger kata “anak-anak”?
Kalau menurut kaca mata gue (meskipun gue nggak pake kaca mata) anak-anak
merupakan manifestasi dari hal positif, seperti bahagia, ceria, penuh cerita
dan canda tawa. Kenapa positif? Hal itu karena gue yakin, mayoritas orang
dewasa kalau dikasih kesempatan untuk balik ke dunia anak-anak pasti pada
ngangguk, iya kan? Tapi pada kenyataannya, nggak semua anak-anak bisa ngerasain
yang namanya bahagia dan lain sebagainya. Karena sebenarnya masih banyak
anak-anak yang masih jauh dari kata bahagia. Bahkan ada anak yang sedari kecil
dipaksa untuk merasakan kerasnya dunia kerja, padahal belum saatnya mereka
berkenalan dengan dunia milik orang dewasa.
Kebanyakan
dari kita menafikan keberadaan dan keadaan mereka. Coba deh, sesekali kita
perhatikan anak-anak di sekeliling kita, nggak usah jauh-jauh ke pelosok
pedalaman di Indonesia, cukup keluar dan lihat anak-anak yang berjejer di
pinggiran Kota Jakarta. Apakah mereka bahagia? Apakah mereka layak mendapatkan
segala yang mereka terima? Dan pertanyaan-pertanyaan baru pun akan banyak
bermunculan. Siapa yang salah? Mereka yang terlahir miskin? Pemerintah yang tak
perhatian? Atau karena kita tidak peduli dengan keberadaan mereka? Tuhkan,
lagi-lagi muncul pertanyaan. Tapi, apakah dengan pertanyaan-pertanyaan tersebut
anak-anak tersebut bisa bahagia? Atau mungkin dengan tulisan gue yang ala
kadarnya bisa menyelamatkan mereka begitu saja? Jika kalian bertanya kepada gue
dengan pertanyaan yang sama, maka akan gue jawab dengan seribu kata tidak.
Akan
tetapi dengan tulisan ini gue mengajak agar teman-teman peduli dengan anak-anak
yang kurang bahagia. Jika kalian bertanya bagaimana caranya, ya ada banyak
cara. Yang termudah adalah dengan senyuman, atau sesekali kalian bisa mengajak
mereka bermain, dan lebih baik lagi ajarkan mereka apa arti kebahagiaan, karena
dengan begitu mereka merasa diperhatikan, siapa coba yang nggak mau
diperhatiin? Karena menurut gue, kebahagiaan buka melulu soal materi, melainkan
dengan kebersamaan dan perhatian yang penuh kehangatan. So, kapan mau bergerak?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar