Minggu, 03 Juli 2016

Tulisan Anak-anak

Selamat malam, akhirnya nge-blog lagi kan, pada kangen pasti. Tuhkan sampai lupa kapan terakhir kali ngurusin blog yang udah bedebu, kaya hati. Eh iya, gue mau nanya dong, kira-kira apa yang ada di pikiran kalian kalau misalkan denger kata “anak-anak”? Kalau menurut kaca mata gue (meskipun gue nggak pake kaca mata) anak-anak merupakan manifestasi dari hal positif, seperti bahagia, ceria, penuh cerita dan canda tawa. Kenapa positif? Hal itu karena gue yakin, mayoritas orang dewasa kalau dikasih kesempatan untuk balik ke dunia anak-anak pasti pada ngangguk, iya kan? Tapi pada kenyataannya, nggak semua anak-anak bisa ngerasain yang namanya bahagia dan lain sebagainya. Karena sebenarnya masih banyak anak-anak yang masih jauh dari kata bahagia. Bahkan ada anak yang sedari kecil dipaksa untuk merasakan kerasnya dunia kerja, padahal belum saatnya mereka berkenalan dengan dunia milik orang dewasa.
Kebanyakan dari kita menafikan keberadaan dan keadaan mereka. Coba deh, sesekali kita perhatikan anak-anak di sekeliling kita, nggak usah jauh-jauh ke pelosok pedalaman di Indonesia, cukup keluar dan lihat anak-anak yang berjejer di pinggiran Kota Jakarta. Apakah mereka bahagia? Apakah mereka layak mendapatkan segala yang mereka terima? Dan pertanyaan-pertanyaan baru pun akan banyak bermunculan. Siapa yang salah? Mereka yang terlahir miskin? Pemerintah yang tak perhatian? Atau karena kita tidak peduli dengan keberadaan mereka? Tuhkan, lagi-lagi muncul pertanyaan. Tapi, apakah dengan pertanyaan-pertanyaan tersebut anak-anak tersebut bisa bahagia? Atau mungkin dengan tulisan gue yang ala kadarnya bisa menyelamatkan mereka begitu saja? Jika kalian bertanya kepada gue dengan pertanyaan yang sama, maka akan gue jawab dengan seribu kata tidak.

Akan tetapi dengan tulisan ini gue mengajak agar teman-teman peduli dengan anak-anak yang kurang bahagia. Jika kalian bertanya bagaimana caranya, ya ada banyak cara. Yang termudah adalah dengan senyuman, atau sesekali kalian bisa mengajak mereka bermain, dan lebih baik lagi ajarkan mereka apa arti kebahagiaan, karena dengan begitu mereka merasa diperhatikan, siapa coba yang nggak mau diperhatiin? Karena menurut gue, kebahagiaan buka melulu soal materi, melainkan dengan kebersamaan dan perhatian yang penuh kehangatan. So, kapan mau bergerak?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar