Semakin
lama hidup, semakin saya melihat berbagai macam perbedaan bahkan semakin
kontras, baik antar agama, maupun antar sesama agama, baik melalui nalar,
ataupun paksaan dari media-media yang disajikan. Bahkan semenjak saya duduk di bangku
sekolah menengah ke atas, saya sudah disajikan berbagai macam perbedaan, ketika
itu saya sudah mengenal beberapa kata-kata asing yang saya tidak tahu apa makna
sebenarnya. Mulai dari Liberal, Sekuler, Wahabi, Syiah, dan kata-kata serapan
lainnya. Lebih lagi setelah saya menyelami dunia perkuliahan, semakin banyak
istilah-istilah asing yang diperkenalkan, baik oleh dosen ataupun buku-buku
yang saya baca.
Berbagai ideologi, tarekat, sekte
kepercayaan masuk ke dalam otak. Lebih-lebih semenjak semaraknya sosial media,
antara satu aliran dan aliran lainnya saling hantam, entah itu dengan saling
menggiring opini sampai kebohongan-kebohongan yang diwajarkan. Wahabi menyerang
Syiah, Kapitalis menyudutkan Komunis, pun sebaliknya. Setiap gerakan-gerakan
kecil bisa menjadi senjata, setiap kesalahan kecil bisa langsung timbul
penyerangan. Terkotak-kotakan oleh sekat-sekat yang tidak terlihat namun
terlihat. Memang sejatinya perbedaan itu rahmat
namun kita harus bijak menyikapi segala macam perbedaan.
Selain
itu terbukanya informasi cukup berpengaruh besar dalam meregangkan berbagai
macam perbedaan. Jika kalian membuka beranda facebook, apa yang kalian saksikan? Antara golongan
satu dan golongan lainnya menyebarkan berbagai macam informasi tentang
kebencian-kebencian, lebih lagi mereka tidak tahu dampak dari apa yang mereka
sebarkan, dan mereka pun malas mencari tahu tentang kebenaran dari informasi
yang mereka sebarkan. Padahal semakin sering menebar kebencian, semakin
renggang antara satu dan lainnya, semakin ‘kotak’ masyarakat dibuatnya. Semakin
‘kotak’ Masyarakat, semakin mudah untuk dicerai-beraikan. Setelah itu? Entah,
tunggu 1 atau 2 tahun kemudian, waktu yang akan menjawab pertanyaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar