Empat
hari di Kab. Bandung Barat, dan kesemua harinya menyenangkan, karena jarang bersentuhan dengan berita-berita
yang berseliweran di dunia maya. Akan tetapi sepulangnya dari sana saya
langsung dikagetkan oleh berita-berita yang membuat hati saya terenyuh. Mulai
dari kasus pedofilia yang
semakin marak, bahkan ada grup khusus di facebook
yang berisikan kaum-kaum ini. Selain berita tentang kaum pedofilia saya juga dikagetkan dengan berita aksi bunuh diri
seorang pria yang disiarkan langsung di facebook. Dan yang membuat saya
mengernyitkan dahi kedua kasus tersebut dekat dengan yang namanya sosial media.
Kita
sepakat, bahwa sosial media bagaikan pisau bermata dua. Di satu sisi, sosial media mempunyai dampak positif, dengan dibukanya sumber informasi banyak orang merasakan manfaatnya, namun di sisi lain justru sebaliknya, ada sebagian orang lagi yang merasakan dirugikan. Kita tidak bisa
secara radikal melarang penggunaan sosial media, meskipun di sana bertebaran
dampak negatif. Kita juga tidak bisa memberi kebebasan sebebas-bebasnya
penggunaan sosial media, terutama ke anak-anak, karena jangankan anak-anak,
orang dewasa saja masih banyak yang kurang bijak menggunakannya. Oleh karena
itu, menurut saya, perlu adanya controlling
penggunaan sosial media, baik dari atas hingga bawah, dari pemerintah hingga
orang tua.
Selain pemerintah dan orang tua, sekolah juga mempunyai peranan penting dalam membantu mengontrol
penggunaan sosial media. Kalau perlu disisipkan sedikit di kurikulum, karena
jika kita lihat sekarang penggunaan sosial media sudah sangat massive jadi perlu adanya penanganan
khusus, terutama dalam aspek pendidikan. Tujuannya jelas, untuk mengajarkan anak-anak bagaimana mengguanakan sosial media
dengan bijak. Karena jika kita perhatikan beberapa tahun ke belakang, banyak
sekali keteledoran-ketelodaran masyarakat dalam menggunakan sosial media, dan besar kemungkinan jika terus dibiarkan generasi yang akan datang bisa terkena dampak yang jauh lebih parah.
Oleh karena itu, sebagai
penutup, saya mengajak pembaca untuk lebih bijak lagi menggunakan sosial media,
dan turut serta mengontrol anak ataupun adik-adik kita yang lebih kecil. Karena
meskipun sedikit pasti akan ada dampak positifnya, sehingga berbagai macam kasus di
paragraf pertama tidak kembali terulang. Semoga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar