Beberapa
bulan ini Indonesia riuh, berbagai macam isu hadir silih berganti. Lebih-lebih
mendekati Pilkada DKI, berbagai macam isu dihembuskan dengan begitu derasnya.
Isu Agama, Politik, Ideologi, Teroris, hingga yang terkini ‘Om Telolet Om.’
Untuk isu yang terakhir kita bisa mengambil sedikit pelajaran, Negeri ini butuh
hiburan. Setiap hari pasti ada saja yang menyebarkan berbagai macam informasi
di sosial media, baik valid ataupun sebaliknya (meski lebih banyak info yang
tidak valid). Hal ini bukan kabar baik tentunya, karena kebanyakan info yang
tidak valid tersebut kebanyakan mengandung unsur perpecahan.
Ada
sistem yang tidak ingin Negara kita bersatu dan menjadi besar. Terlebih
negara-negara penanam modal di Indonesia, para kapitalis penikmat Sumber Daya
Alam. Negara-negara tersebut ingin memecah belah Indonesia dengan berbagai
macam isu yang penulis sebutkan di atas. Sekarang masif sekali
penolakan-penolakan terhadap dua paham yang pergerakannya tak terlalu terlihat
di Indonesia, Komunisme dan Syiah. Ketakutan diciptakan sedemikian rupa.
Pemerintahan dianggap condong ke Komunis, bahkan ada sebagian ulama besar yang diklaim sebagai Syiah. Padahal sebenarnya ada
banyak isu yang jauh lebih penting ketimbang isu-isu tersebut. Pendidikan dan
Ekonomi contohnya, karena menurut penulis kedua isu tersebut merupakan pondasi
kemajuan, karena lewat kedua hal itu Indonesia bisa melangkah lebih jauh.
Ketika
Negara lain lebih concern di bidang
Ekonomi dan Pendidikan, kita masih sibuk berkubang di Informasi-informasi yang
tak jelas juntrungannya. Padahal jika kita belajar dari Sejarah, setiap bangsa
yang mencoba besar, pasti akan mendapatkan perlawan dari Negara-negara
Kapitalis. Sekarang giliran kita, karena apabila bangsa kita bersatu, hilang
sudah pemasukan mereka dari Sumber Daya Alam kita. Untuk itu penulis mengajak,
ayo bergerak. Minimal lebih skeptis
lagi dalam membaca berbagai macam informasi yang beredar di dunia maya,
terutama informasi yang lebih condong memecah belah ketimbang mencanangkan
persatuan.